Sejumlah pekerja menebang pohon beringin di halaman kompleks kantor gubernur Papua.
JAYAPURA -- Aktivis pencinta lingkungan dari Greenpeace Papua, Ricarth Charles Tawaru, menyayangkan penebangan pohon beringin yang ada di halaman kantor gubernur Provinsi Papua.
"Kami sangat sesalkan dan sayangkan mengapa sampai pohon beringin yang ada di halaman kantor gubernur Papua yang terletak di jalan Soa Siu ditebang," kata Ricarth saat dihubungi pers di Jayapura, Minggu.
Ia mengatakan kebijakan penebangan pohon beringin itu diperintahkan langsung oleh Gubernur Lukas Enembe dengan alasan ingin mengubah tata halaman kantor gubernur dengan sebuah taman yang indah.
"Pak Gubernur Lukas ingin membuat taman yang indah dengan memotong habis pohon beringin yang telah ada puluhan tahun lamanya," katanya.
Ricarth sampaikan tidak seharusnya seorang pemimpin Papua yang baru dilantik memangkas habis pohon beringin yang menjadi lambang perdamaian tersebut. Karena, hal itu bisa saja menjadi contoh dan pertanda yang kurang baik bagi kepemimpinannya.
"Pohon beringin ini mempunyai nilai sejarah sangat tinggi bagi orang Papua, mengapa sampai harus ditebang? Sebaiknya dipangkas dan dirapikan, bukan dengan menebang dan menggantikan dengan taman," katanya.
Informasi yang didapatkan Antara Jayapura dari berbagai sumber menyebutkan pohon beringin itu ditanam oleh Perdana Menteri Papua New Guinea (PNG), Michael Somare, pada zaman Gubernur Irian Jaya (Papua, red) Mayjen TNI (Purn) Soetran di tahun 1976.
Yang mana pohon beringin tersebut ditanam untuk membuka dan membina hubungan baik antara masyarakat Papua dengan PNG. Sehingga, pohon tersebut dinilai mempunyai sejarah yang sangat tinggi dan hubungan emosional dengan pemerintahan negara tetangga PNG.
Sumber
Sumber
No comments:
Post a Comment