Sunday, April 21, 2013

Ribuan Warga Batang Masih Mengungsi Akibat Gempa



BATANG -- Sebanyak 1.254 orang warga Kecamatan Bawang dan Blado Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Sabtu (20/4), masih mengungsi di tempat yang aman akibat gempa 4,8 SR yang mengguncang Dataran Tinggi Dieng, Jumat (19/4) malam.

Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat (Kesbangpolinmas) Kabupaten Batang Agung Wisnu Barata mengatakan, gempa yang mengguncang kawasan pegunungan Dieng Kabupaten Banjarnegara mengakibatkan satu rumah roboh dan sekitar 1.254 warga pada dua kecamatan mengungsi.

"Sebanyak 897 warga Desa Praten, Kecamatan Bawang kini memilih mengungsi di kantor kecamatan sedangkan 357 warga Desa Gerlang Kecamatan Blado bertahan di lapangan karena mereka masih takut terjadi gempa susulan," katanya.

Untuk membantu para pengungsi, Pemkab Batang telah menyalurkan bantuan logistik, seperti beras, mi, dan kebutuhan pokok lainnya. "Kami berharap gempa tersebut sudah berhenti sehingga warga bisa kembali ke rumahnya masing-masing untuk melakukan aktivitas lagi," katanya.

Bidan Puskesmas Bawang, Daryati, mengatakan, selain pengungsi menempati kantor Kecamatan Bawang, mereka juga diungsikan ke kantor balai Desa Bawang. "Akibat gempa, seorang warga mengalami patah tulang akibat terjatuh saat berlarian mengungsi. Sejumlah petugas kesehatan Puskesmas Bawang kini disiagakan di kantor Balai Desa Candi Gugur dan Desa Bawang," tuturnya.

Ia mengatakan, meski petugas penanggulangan bencana masih melarang warga kembali ke rumah, tetapi sebagian mereka nekat kembali ke rumahnya sekadar ingin melihat kondisi kampung halamannya. "Hingga Sabtu pagi, getaran gempa masih terasa tetapi warga nekat kembali ke rumah meski kondisinya cukup berbahya karena ancaman gas beracun," imbuhnya mengakhiri.


Banjir Masih Rendam Ratusan Rumah di Karawang


Banjir akibat luapan sungai Citarum di Karawang.

KARAWANG -- Sedikitnya 500 rumah di sejumlah desa yang tersebar di lima kecamatan sekitar Kabupaten Karawang, Jawa Barat, masih terendam banjir. Genangan akibat meluapnya sungai Citarum dan Cibeet itu telah terjadi sejak beberapa hari terakhir.

Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Karawang, Roni Bocung mengatakan, banjir hingga kini merendam 500-an rumah di sejumlah desa dan tersebar di lima kecamatan.

"Banjir ini akibat air sungai Citarum dan Cibeet yang meluap. Tetapi kondisinya tidak separah yang terjadi pada Januari 2013," katanya saat dihubungi, Sabtu.

Dikatakannya, sesuai dengan data yang diperoleh, hingga kini banjir terjadi di sejumlah desa sekitar Kecamatan Telukjambe Timur, Telukjambe Barat, Karawang Barat, Batujaya, dan Kecamatan Pakisjaya.

Ketinggian air di wilayah yang terkena banjir itu sendiri berbeda-beda, yakni antara 50 centimeter sampai 1 meter. Atas hal tersebut pihaknya terus siap siaga di lokasi banjir.

"Akibat bencana banjir itu warga mengungsi ke tenda pengungsian atau ke lokasi yang lebih aman," kata Roni.

Menurut dia, khusus di lokasi banjir Perumahan Karaba Indah dan Perumahan Bintang Alam Kecamatan Telukjambe Timur, tenda pengungsian didirikan oleh perusahaan-perusahaan tertentu yang ada di Karawang.

Sebab, katanya, cukup banyak karyawan pabrik di dua perumahan itu yang menjadi korban banjir. Hal itu dinilai cukup membantu pemerintah daerah setempat dan Tagana Karawang.

"Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, kita masih terus siaga. Sebab kemungkinan masih naiknya air sungai Citarum dan Cibeet bisa saja terjadi," kata dia.


Cegah H7N9, Lampung Larang Impor Unggas Asal Cina


Para petugas kesehatan dengan seragam pelindung lengkap memusnahkan unggas di pasar Shanghai, setelah ditemukan strain virus H7N9 di Merpati.

BANDARLAMPUNG -- Pemerintah Provinsi Lampung melarang impor unggas dan produk unggas dari Cina guna mencegah penyebaran virus flu burung varian baru di provinsi tersebut.

"Selain melarang impor unggas, Lampung juga melarang masuknya hewan ternak dari Cina, karena negara itu wilayah endemis penyakit mulut dan kuku yang dapat menular ke manusia," kata Kabid Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Provinsi Lampung, Arsyad, di Bandarlampung, Rabu (17/4).

Setelah penyebaran flu burung yang menyerang pada itik pada akhir tahun 2012 di wilayah Lampung, pemerintah daerah setempat mengawasi lebih ketat perdagangan ternak. "Sebelumnya, kami sempat menutup lalu lintas perdagangan itik masuk ke Lampung, karena pada saat itu ribuan itik di Lampung banyak yang mati," kata dia.

Kemudian, lalu lintas tersebut sudah dibuka kembali namun, tambahnya, setiap unggas dan ternak yang masuk ke Lampung, harus melalui uji VCR yang menyatakan 100 persen negatif virus.

Terkait berkembangnya virus H7N9 yang telah mewabah di Cina, sejauh ini, menurutnya, belum ada laporan penyebaran virus tersebut di Lampung. "Secara umum di Lampung, kami belum mendengar adanya laporan penyebaran virus tersebut. Jangan sampai virus itu masuk ke Lampung karena sangat membahayakan bagi manusia. Virus itu sangat ditakutkan sekali," ujar dia.


300 Warga Indonesia Nobar 'Habibie dan Ainun' di Belanda


Peluncuran film Habibie & Ainun

LONDON -- Masyarakat Indonesia dan para peajar Indonesia yang tergabung dalam PPI di Belanda mengadakan acara nonton bareng film 'Habibie dan Ainun' yang diadakan di KBRI di Den Haag.

''Acara nonton bareng film tersebut dihadiri lebih dari 300 penonton diikuti dengan talkshow bersama Presiden ketiga RI, Prof. Dr. Ing BJ Habibie,'' kata Ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia International, Achmad Adhitya, kepada Antara London, Minggu.

Dikatakannya film yang berdurasi kurang lebih dua jam tersebut mampu menguras emosi penonton. Beberapa kali terdengar mereka tergelak tertawa dan kemudian beberapa kali juga terdengar mereka menangis.

Acara yang dihadiri pelajar, perwakilan organisasi dan tokoh masyarakat menjadi semakin menarik karena secara mengejutkan di akhir acara muncul tokoh dari acara tersebut yakni Prof. Dr. BJ Habibie.

Acara talkshow kemudian dibuka Duta Besar RI, Retno LP Marsudi, yang berharap agar masyarakat yang menyaksikan pemutaran film tersebut dapat belajar tentang perjuangan seorang Habibie dan kesetiaan Ibu Ainun dalam perjuangannya.

Dalam talkshow tersebut, Habibie mengatakan perlu adanya sinergi cinta yang menyeluruh untuk menghasilkan banyak hasil positif. Habibie juga mengatakan bahwa generasi muda saat ini harus lebih baik dari generasi sebelumnya.

''Saya mengharapkan generasi muda saat ini mampu membawa Indonesia ke pentas dunia,'' ujarnya. "Allah SWT telah menitipkan cinta-Nya, tinggal kita lah yang merawat dan menumbuhkan cinta tersebut."


Gubernur Tebang Pohon Beringin, Aktivis Greenpeace Protes


Sejumlah pekerja menebang pohon beringin di halaman kompleks kantor gubernur Papua.

JAYAPURA -- Aktivis pencinta lingkungan dari Greenpeace Papua, Ricarth Charles Tawaru, menyayangkan penebangan pohon beringin yang ada di halaman kantor gubernur Provinsi Papua.

"Kami sangat sesalkan dan sayangkan mengapa sampai pohon beringin yang ada di halaman kantor gubernur Papua yang terletak di jalan Soa Siu ditebang," kata Ricarth saat dihubungi pers di Jayapura, Minggu.

Ia mengatakan kebijakan penebangan pohon beringin itu diperintahkan langsung oleh Gubernur Lukas Enembe dengan alasan ingin mengubah tata halaman kantor gubernur dengan sebuah taman yang indah.

"Pak Gubernur Lukas ingin membuat taman yang indah dengan memotong habis pohon beringin yang telah ada puluhan tahun lamanya," katanya.

Ricarth sampaikan tidak seharusnya seorang pemimpin Papua yang baru dilantik memangkas habis pohon beringin yang menjadi lambang perdamaian tersebut. Karena, hal itu bisa saja menjadi contoh dan pertanda yang kurang baik bagi kepemimpinannya.

"Pohon beringin ini mempunyai nilai sejarah sangat tinggi bagi orang Papua, mengapa sampai harus ditebang? Sebaiknya dipangkas dan dirapikan, bukan dengan menebang dan menggantikan dengan taman," katanya.

Informasi yang didapatkan Antara Jayapura dari berbagai sumber menyebutkan pohon beringin itu ditanam oleh Perdana Menteri Papua New Guinea (PNG), Michael Somare, pada zaman Gubernur Irian Jaya (Papua, red) Mayjen TNI (Purn) Soetran di tahun 1976.

Yang mana pohon beringin tersebut ditanam untuk membuka dan membina hubungan baik antara masyarakat Papua dengan PNG. Sehingga, pohon tersebut dinilai mempunyai sejarah yang sangat tinggi dan hubungan emosional dengan pemerintahan negara tetangga PNG.


Sumber