Saturday, March 9, 2013

Bank Indonesia Jadi Ikon Syariah Internasional

(Dari kiri) Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah Bank Indonesia Edy Setiadi, Dubes Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno, Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin, Managing Director Islamic Finance News (IFN) Andrew Morgan dan Direktur Compl


Bank Indonesia (BI) menerima anugerah sebagai ‘Bank Sentral Terbaik dalam Mempromosikan Keuangan Islam’ dari Islamic Finance News (IFN) 2012. Gelar ini berhasil diraih BI setelah tujuh tahun terakhir dipegang oleh Bank Sentral Malaysia.

Pada malam penganugerahan yang digelar di Kuala Lumpur, Selasa (5/3) malam. BI berhasil menjadi ikon internasional sebagai promotor pengembangan perbankan syariah di dunia. Direktur Eksekutif Direktorat Perbankan Syariah BI, Edy Setiadi, mengatakan 2012 menjadi tahun pencapaian yang cukup optimal bagi perbankan syariah di Indonesia. Meski diawal 2012 bank-bank syariah dan konvensional sempat kesulitan meraup dana pihak ketiga (DPK) akibat situasi ekonomi dalam memburu likuiditas, namun performa syariah terus meningkat.

Peningkatan rekening pembiayaan misalnya, mengalami lonjakan hingga 80 persen, dibandingkan 50 persen pada 2011. Perkembangan aset meskipun sedikit turun menjadi 34 persen dan DPK 28 persen, namun pembiayaan tetap meningkat hingga 42 persen. “Ini memberi perhatian pada kita bahwa dengan kesulitan yang ada, bank-bank syariah di Indonesia tetap berprestasi," kata Edy kepada ROL di Kuala Lumpur.

Secara total, kata Edy, jumlah rekening pembiayaan syariah saat ini mencapai 2,5 juta rekening. Rekening tabungan yang tadinya sangat bergantung pada dana yang dimiliki institusi sehingga dirasakan cukup mahal oleh bank syariah, sekarang mulai ke ritel. Hasilnya, jumlah rekening yang ada di bank syariah hingga saat ini mencapai 14 juta rekening.

Dunia perbankan sepanjang 2013, meski dipenuhi dengan sejumlah aturan baru BI, namun pada dasarnya dinilai Edy mendorong industri perbankan secara keseluruhan. Bank syariah perlu dorongan modal cukup besar untuk mendukung persaingan, khususnya menghadapai Masyarakat Ekonomi ASEAN pada 2020. Bank syariah membutuhkan peningkatan kapasitas berdasarkan dua pegangan, yaitu mengembangkan jaringan dan membuat produk yang lebih inovatif.





No comments:

Post a Comment